Thursday, May 26, 2016

manusia kadang berputus asa..



Bidadariku...
“eh.. lihat sini.. hahah, kamu tembem banget ya di foto.. hihi, kaya bakpao nih pipi kamu..” kata pino.. disambut dengan pini yang manyun nyun..
“ ih, biarin aja.. tembem tembem gini kamu suka.. hehehe... dari pada kamu tuuh.. kaya anak kecil gitu ih gayanya.. haha jelek ah.. hapus hapus.”
“jangan dong, kan ini buat kenang2an aku. Sejelek jeleknya aku dan kamu, kita bakal bahagiiia sampai akhir hayat nanti... malah sukur sukur kita bisa bahagia sampai akhirat nanti pini...” ujar pino yang berbicara dengan nada supeer serius.
            Sore itu senja memang sangat indah. Seperti biasan biasan cahaya yang sengaja menggoda kedua insan yang jelas sedang dirundung cinta. Garis garis mega merah yang senada dengan cahaya kekuningan, sebagai tandanya lingsir matahari menyapa permukaan wajah wajah ceria nan bersinar pancarnya.. Di samping sendang itu pula keindahan tergambar dari lengkungan rapih sendang yang ditata dengan batu sedemikian rupa sehingga cantik kenampakannya.
            Di pinggir situ pula lah pino dan pini duduk diatas motor masing masing yang mereka kendarai. Menatap mega merah dengan lengkungan artistik sendang yang menggambarkan cinta yang merekah dari keduanya. Pino sangat menjaga hubungan mereka. Pino merasakan bahwa Pini adalah pilihan tepat untuk menjadi pendamping hidupnya.
            Pino pini. Terdengar lucu.. namun nama itu bukanlah nama mereka yang sesungguhnya. Nama itu dipakai oleh mereka untuk panggilan saja..

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Follow Us @soratemplates

Tidak Untuk Dibaca Orang