Friday, February 26, 2016

pemilu ala Ponpes Darul Hikmah

Belajar Demokrasi dari PPDH

Indonesia yang terkenal dengan sebutan bhineka tunggal ika atau Jamrud khatulistiwa. Negara besar yang sudah lama belajar demokrasi, namun setelah hampir puluhan tahun merdeka, belum tampak cita-cita kemerdekaan yang sebenarnya, partai politik yg harusnya menjadi tombak utama pengkaderan calon-calon pemimpin yang baik, toh nyatanya belum memberikan solusi bagi negeri ini. Sampai hari ini, korupsi setelah menjabat, perebutan kekuasaan dan penjegalan satu sama lainnya biasa kita saksikan setiap harinya. Lalu pertanyaan kita. Kapan mereka bekerja untuk negeri ini? Pertanyaan yang mungkin takkan pernah ada yang menjawabnya.
Namun hari ini kita belajar banyak dari demokrasi di pon-pes Darul hikmah, setelah hampir satu bulan hiruk pikuk pesta demokrasi berjalan, mulai dari penjaringan calon ketua OSDH secara demokrasi terpimpin, hingga terpilih 4 calon santri terbaik sebagai bakal calon. Dimulai dari masa kampanye serta penyampaian visi dan misi, hingga debat terbuka para calon ketua kandidat, semua berjalan secara demokratis tanpa ada kecurangan sedikit pun.
Hingga tiba waktu pencoblosan yang menghasilkan perolehan suara yang berbeda, dan tersisalah dua calon kandidat kuat yang akan melaju sampai putaran kedua yaitu  Imam Wahyu Bromo asal Jakarta dan Intan Ade Purnama asal Jambi, dengan perolehan 26 suara untuk Imam, dan 40 suara untuk intan, namun hasil pada putaran pertama sungguh belum bisa mencerminkan siapa yang bakal menang, dikarenakan bergabungnya partai no 1 dan no 2 untuk berkoalisi dengan calon no 3. Nyaris tampak koalisi yang gendut terjadi pada calon no 3, yang menyebabkan calon no 4 tanpa koalisi dan berdiri secara independen. Pertanyaannya apakah koalisi gendut ini mampu menjaring suara besar untuk calon no 3??? Lagi-lagi jawabannya belum tentu, semua akan di tentukan pada malam pencoblosan putaran 2 yang jatuh pada tgl 28 Januari 2016 malam jumat.
   | KPKO Ponpes Darul-Hikmah
      Rabu, 27 Januari 2016
Dari semua rangkaian pemilu di Darul Hikmah, sudah sepantasnya Indonesia belajar dari demokrasi ini.  Dimana politik kejujuran, politik tanggung  jawab dan saling menghormati antar kandidat dengan mengedepankan kepentingan kemajuan Pondok Darul Hikmah. Maka sampai hari ini tim KPKO (Komisi pemilihan Ketua OSDH) tidak menemui kecurangan satu pun. Bahkan politik dinamis yang berasas kan al Qur’an dan hadits menjadi acuan berpolitik masing2 calon kandidat, lagi-lagi Indonesia harusnya belajar demokrasi dari Pondok Pesantren Darul Hikmah. Salam Demokrasi...!! (Sahlan)

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Follow Us @soratemplates

Tidak Untuk Dibaca Orang