Saturday, December 27, 2014




Awal yang menyakitkan



          Niko, cwo’ putih, keren, Ideal, Pinter, dan 1 kekurangannya yaitu PEMALU. Cowok yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD itu terlihat asyik dengan yoyo kesayangannya, bersama salah 1 sahabatnya. Tio namanya.
            Sebenarnya Tio sudah menyadari kekurangan Niko. Akan tetapi, Tio tak tau apa yang harus dia perbuat. Dan sehingga dia hanya diam dan tidak perduli. Toh ! Rasa malu Niko tidak ditunjukkan kepada Tio. Jadi, Tio tidak rugi dan bersikap biasa saja.
***

            Saat yang begitu mendebarkan tiba. Hasil perjuangan dan susah payah selama 6 tahun bersekolah di SDN 1 perwira, akan di laporkan dalam selembar goresan tinta. Nasib juga akan menentukan. Tak henti –hentinya Niko berdo’a,begitu juga Tyo.
            Terdengar pembawa acara membacakan hasil yang mereka raih                       
            “peringkat selanjutnya, urutan ke 3 diraih oleh Safira Citra Kusuma. Pada urutan ke 2 diraih oleh Dimas Setyo Adi. Dan urutan pertama.....diraih oleh....... Ridho Faniko”J

            Tangis haru oleh sejumlah wali murid mewarnai momen yang sangat indah tersebut. Dengan senyum hiasi wajah Niko ketika menerima tropi sebagai wujud penghargaan terhadap kerja kerasnya, sehingga dapat menjadi peringkat pertama. Sungguh kenangan indah.
***

            Waktu berjalan, tak terasa genap 1 minggu dia telah berada di SMP favorite kota Niko tinggal. Dia berpisah dengan Tyo yang pindah ke luar kota ikut ayahnya. Namun, rasa malu masih kerap kali muncul. Niko sudah berusaha untuk menghilangkannya,namun tetap sulit. Akan tetapi, rasa malu sudah berkurang untuk sebatas teman sekelasnya saja.padahal, ruang kelas 7 SMP N 1 kota Malang terdapat 6 kelas. Bagaimanakah nasib 5 kelas lainnya? Rasa malu Niko tetap ada.

***

Suatu saat, ketika kegiatan pramuka di laksanakan, dewan pembimbing atau biasa disebut kakak DP yang masuk ke kelas Niko semuanya adalah perempuan. Padahal, Niko lebih malu kalau harus berhadapan dengan perempuan. Niko menjadi salah tingkah sendiri.
            Dibalik kegelisahan Niko, salah seorang kakak DP diam diam memperhatikan semua tingkah laku Niko, tanpa sepengetahuan Niko. Nama  Kakak itu adalah kak Uni’. Kak Uni’ yang sedari tadi berkeliling dari satu meja ke meja lain itu menghentikan langkahnya tepat di depan meja Niko.
            Niko gugup, namun kak Uni’ segera berlalu. Terlihat senyum kak Uni’ mengembang ketika terdengar hela nafas panjang dari Niko.

            Diam-diam kak Uni’ mencari informasi tentang Niko. Nomor teleponnya pun ia cari, dari teman temannya, dan orang tuanya. Kak Uni’ ternyata pernah membuntuti Niko hingga rumahnya  ketika dia pulang sekolah. Dan kak Uni’ pun dekat dengan orang tua Niko.
            Alasan kak Uni’ tertarik untuk mengenal Niko lebih dekat adalah, segala tingkah laku Niko. Karena saat kak Uni’ melihat Niko , ia teringat boby mantan pacarnya.

            “Halo...met siang.benar ini Niko?”
            “ siang juga,,benar. Ini siapa?”
            “ini kak Uni’.DP pramuka kelas 3ª”
            “ oh,ya…ada apa kak?”
            “engga ada apa-apa kok dek. Ngomong –ngomong, engga’ malu ya dek?”
            “buat apa malu? Orang kita engga bertatap muka..”
            “ iyya sich..”
            “ tapi kak, sebenernya tadi waktu kakak sebutin nama kakak, aku kaget banget.secaraa…aku kan belum pernah ngobrol apalagi dekat dengan perempuan. Rasanya shock banget. Untung aja, teleponnya ga jadi tak matiin.”
            “hehe…”

            Kak Uni’ semakin senang karena Niko ternyata asyik orangnya. Kak Uni’ akhirnya menceritakan semua hal yang membuat ketertarikan kak Uni’ untuk mengenalnya lebih dekat.
***

            Mulai saat itu, Niko semakin dekat dengan kak Uni’. Lama-lama Niko sedikit terbiasa dengan perempuan terutama kak Uni’ yang menurut Niko sosok cewek yang baik, manis, ramah, periang, dan kocak. Niko telah menganggap kak Uni’ sebagai kakak sendiri, dan Niko mulai dapat berteman dengan teman yang berbeda kelas sekalipun.
            Sebenarnya Niko sedikit malu, buat ketemu sama kak uni’, tapi apa boleh buat? Kak uni’ paling suka panggil-panggil Niko buat sekadar niko noleh aja. Habis itu, ketawa deh tu temen-temen kak uni’.
            Kak Uni’ sengaja bikin Niko kayak gitu, biar mental Niko terbiasa merasakan malu yang seperti itu, kemudian dengan kejadian sepele akan terbiasa saja. Terbukti, Niko lebih terbuka dengan teman-temannya.

            “ niko kok belum pulang? Mau latihan karate ya? “
            “iyya” jawab Niko seraya pergi meninggalkan kak Uni’ yang samar-samar terlihat manyun oleh Niko.
***

            “ Niko,kenapa tadi kamu cuek kayak gitu sama kakak? Apa kakak engga boleh tanya sama kamu? Apa kamu Marah ya,sama kakak? Apa salah kakak,coba ? bilang dong yang jelas! Biar kakak bisa koreksi diri kakak...”
            “Yee...kakak ! telfon kok tiba-tiba udah ngomel? nanti cepet tua lho....salam dulu kenapa? “
            “iya, iyya...! maaf! Selamat sore dek Niko? Lagi apa ini?”
            “Selamat sore juga kak,,,naaah gitu kan enak…lagi mau mandi.”
            “ Ya…terus tadi kenapa?padahal kan kakak masih pengen ngobrol”
            “kak, aku tue masih malu e...kalo ngobrol sama kakak, ,mending lewat telepon aja...”
            “ o..gitu ya? Ah tapi percuma….kakak udah lupa mau ngobrolin tentang apa. Abisnyaaa...udah emoosii gara-gara kamu.”
            “ya maaf! “
            “engga papa..udah kakak maafin.ya udah,kamu mandi dulu sana! gih! jangan lama-lama. Nanti kedinginan”

            Kak Uni’ masih termenung dengan alasan niko.
***

            “kak...!!! engga usah bikin masalah deh...!seneng ya kalo aku dipermalukan sama temen-temen ku?”
            “eh,,,Niko..! tumben istirahat pertama udah ke kelas kakak? Kangen ya sama kakak? Hehehe…”
            “udah lah kak…! Ga usah basa basi lagi! Aku tanya, kak uni’ kan yang taruh permen karet di kursi guru sama kursiku?”
            “ha..??? hahahahahhahaha........”

            Tawa kak uni’ meledak-ledak, sembari pergi ke kantin meninggalkan Niko yang masih tercengang melihat reaksi kak Uni’.
***

            Saat itu Niko marah besar. Sehingga penyakit yang dideritanya sejak kecil itu kambuh. Memang, dari dulu Niko jarang marah. Sebab dia tau akan penyakitnya yang akan kambuh apabila dia marah-marah. 2 hari Niko tidak masuk sekolah,kak Uni’ sedikit menyesal. Maka dia hendak meminta maaf. Kak Uni’ menelpon nomor Niko tetapi tidak aktif. Dihubunginya pula nomor yang lain, juga tak ada jawaban. Nomor milik mama nya, tak diangkat. Mendatangi rumahnya, tidak ada orang. Kak Uni’ semakin panik dan merasa sangat bersalah.

            Dengan berharap-harap, dia menghubungi teman- teman Niko, dan mencari informasi. Namun jawaban mereka semua sama mereka tidak tahu keberadaan Niko.
***

            Sore itu,kak Uni’ duduk di bangku taman sendiran. Ia hampir menitikkan air mata. Kak Uni’ merasa berdosa, sekarang ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Tiba-tiba, gerimis datang, kak uni’ segera berlari hendak menyebrang jalan untuk mencari angkutan. Namun naas didapat. Sebuah motor dengan cat biru metalic kecepatan tnggi yang tengah beradu balap dengan hujan yang semakin deras itu menyerempet kak Uni’. Tapi motor itu langsung melaju.
            Tiba2, sebuah sedan merah hati berhenti di depan Uni’ yang hendak meneruskan menyeberangnya, dengan langkah sempoyongan.kak Uni’ tau benar mobil itu. Tampak seorang tante-tante yang wajahnya tak asing lagi bagi Uni’ membukakan pintu belakang dan mempersilahkannya masuk.

            “eh, tante?”
            “ada yang parah uni’?”
            “ tidak tante, terima kasih sudah menolong. Ngomong- ngomong Niko kenapa tante? Kok engga masuk sekolah?” Tanya kak Uni’ memburu, melupakan sakitnya.
            “ oh…ikut tante aja ke rumah sakit.”
            “OMG! (oh my god)”
***

            “ Niko? Bagaiman keadaan kamu?”
            “kak Uni’? Udah baikan kok”
            “ka…ka…kakak min…minta ma…af ya…gara- ga..ra kakak kamu ja..di sepe..rti ini.kakak janji bakal lakuin apa aja biar kamu maafin kakak. Kakak juga akan jelasin ke kamu juga kok, masalah 2 hari kemarin.”
            “udah deh kak,aku tau maksud kakak.aku udah tau semuanya.!kakak pengen bikin aku malu di depan temen-temen semua kan?di depan guruku  juga. Emang sih…aku bener- bener malu saat itu,rasanya seperti orang dungu kak! Mungkin kakak belum pernah rasain seperti itu.,”
            “tapi ko,kakak juga ngrasa bersalah. Kakak minta maaf.” Kata kak uni’ mengelap air matanya.
            “…”
            “Niko,apa kamu tega melihat kakak menyesal seumur hidup?”
Tiba- tiba senyum niko mengembang…
            “ selamat ya kak,”
            “ apa?”
            “ kakak berhasil ! nyatanya,aku ga malu waktu marah- marah ma kakak di depan kelas kakak. Walaupun di tonton temen temen kakak.”
           
            Sejenak mereka berdua bertatapan. Dan akhirnya,,,,,,,,mereka berdua tak dapat menahan tawa . mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Ternyata,,,,tidak selamanya jelek berujung jelek. Niko sadar arti persahabatan yang dapat dipetik dari persahabatannya dengan Tyo ataupun kak Uni’. Semoga kalian pembaca juga dapat mengambil amanatnya.

the end
_etty trench_

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Follow Us @soratemplates

Tidak Untuk Dibaca Orang