Niko, cwo’ putih, keren, Ideal, Pinter, dan 1
kekurangannya yaitu PEMALU. Cowok yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD itu
terlihat asyik dengan yoyo kesayangannya, bersama salah 1 sahabatnya. Tio
namanya.
Sebenarnya
Tio sudah menyadari kekurangan Niko. Akan tetapi, Tio tak tau apa yang harus
dia perbuat. Dan sehingga dia hanya diam dan tidak perduli. Toh ! Rasa malu
Niko tidak ditunjukkan kepada Tio. Jadi, Tio tidak rugi dan bersikap biasa
saja.
***
Saat
yang begitu mendebarkan tiba. Hasil perjuangan dan susah payah selama 6 tahun
bersekolah di SDN 1 perwira, akan di laporkan dalam selembar goresan tinta.
Nasib juga akan menentukan. Tak henti –hentinya Niko berdo’a,begitu juga Tyo.
Terdengar
pembawa acara membacakan hasil yang mereka raih
“peringkat
selanjutnya, urutan ke 3 diraih oleh Safira Citra Kusuma. Pada urutan ke 2
diraih oleh Dimas Setyo Adi. Dan urutan pertama.....diraih oleh....... Ridho
Faniko”J
Tangis haru oleh sejumlah
wali murid mewarnai momen yang sangat indah tersebut. Dengan senyum hiasi wajah
Niko ketika menerima tropi sebagai wujud penghargaan terhadap kerja kerasnya,
sehingga dapat menjadi peringkat pertama. Sungguh kenangan indah.
***
Waktu
berjalan, tak terasa genap 1 minggu dia telah berada di SMP favorite kota Niko
tinggal. Dia berpisah dengan Tyo yang pindah ke luar kota ikut ayahnya. Namun,
rasa malu masih kerap kali muncul. Niko sudah berusaha untuk
menghilangkannya,namun tetap sulit. Akan tetapi, rasa malu sudah berkurang
untuk sebatas teman sekelasnya saja.padahal, ruang kelas 7 SMP N 1 kota Malang
terdapat 6 kelas. Bagaimanakah nasib 5 kelas lainnya? Rasa malu Niko tetap ada.
***
Suatu saat, ketika
kegiatan pramuka di laksanakan, dewan pembimbing atau biasa disebut kakak DP
yang masuk ke kelas Niko semuanya adalah perempuan. Padahal, Niko lebih malu
kalau harus berhadapan dengan perempuan. Niko menjadi salah tingkah sendiri.
Dibalik
kegelisahan Niko, salah seorang kakak DP diam diam memperhatikan semua tingkah
laku Niko, tanpa sepengetahuan Niko. Nama Kakak itu adalah kak Uni’. Kak Uni’ yang sedari
tadi berkeliling dari satu meja ke meja lain itu menghentikan langkahnya tepat
di depan meja Niko.
Niko
gugup, namun kak Uni’ segera berlalu. Terlihat senyum kak Uni’ mengembang
ketika terdengar hela nafas panjang dari Niko.
Diam-diam
kak Uni’ mencari informasi tentang Niko. Nomor teleponnya pun ia cari, dari
teman temannya, dan orang tuanya. Kak Uni’ ternyata pernah membuntuti Niko hingga
rumahnya ketika dia pulang sekolah. Dan
kak Uni’ pun dekat dengan orang tua Niko.
Alasan
kak Uni’ tertarik untuk mengenal Niko lebih dekat adalah, segala tingkah laku
Niko. Karena saat kak Uni’ melihat Niko , ia teringat boby mantan pacarnya.
“Halo...met
siang.benar ini Niko?”
“ siang
juga,,benar. Ini siapa?”
“ini kak Uni’.DP pramuka
kelas 3ª”
“
oh,ya…ada apa kak?”
“engga
ada apa-apa kok dek. Ngomong
–ngomong, engga’ malu ya dek?”
“buat apa malu? Orang kita engga
bertatap muka..”
“ iyya sich..”
“ tapi kak, sebenernya tadi waktu
kakak sebutin nama kakak, aku kaget banget.secaraa…aku kan belum pernah ngobrol
apalagi dekat dengan perempuan. Rasanya shock banget. Untung aja, teleponnya ga
jadi tak matiin.”
“hehe…”
Kak Uni’ semakin senang karena Niko
ternyata asyik orangnya. Kak Uni’ akhirnya menceritakan semua hal yang membuat
ketertarikan kak Uni’ untuk mengenalnya lebih dekat.
***
Mulai saat itu, Niko semakin dekat
dengan kak Uni’. Lama-lama Niko sedikit terbiasa dengan perempuan terutama kak
Uni’ yang menurut Niko sosok cewek yang baik, manis, ramah, periang, dan kocak.
Niko telah menganggap kak Uni’ sebagai kakak sendiri, dan Niko mulai dapat
berteman dengan teman yang berbeda kelas sekalipun.
Sebenarnya Niko sedikit malu, buat
ketemu sama kak uni’, tapi apa boleh buat? Kak uni’ paling suka panggil-panggil
Niko buat sekadar niko noleh aja. Habis itu, ketawa deh tu temen-temen kak
uni’.
Kak
Uni’ sengaja bikin Niko kayak gitu, biar mental Niko terbiasa merasakan malu
yang seperti itu, kemudian dengan kejadian sepele akan terbiasa saja. Terbukti, Niko lebih
terbuka dengan teman-temannya.
“ niko kok belum pulang? Mau latihan
karate ya? “
“iyya” jawab Niko seraya pergi meninggalkan
kak Uni’ yang samar-samar terlihat manyun oleh Niko.
***
“
Niko,kenapa tadi kamu cuek kayak gitu sama kakak? Apa kakak engga boleh tanya
sama kamu? Apa kamu Marah ya,sama kakak? Apa salah kakak,coba ? bilang dong
yang jelas! Biar kakak bisa koreksi diri kakak...”
“Yee...kakak
! telfon kok tiba-tiba udah ngomel? nanti cepet tua lho....salam dulu kenapa? “
“iya, iyya...! maaf!
Selamat sore dek Niko? Lagi apa ini?”
“Selamat sore juga kak,,,naaah gitu
kan enak…lagi mau mandi.”
“
Ya…terus tadi kenapa?padahal kan kakak masih pengen ngobrol”
“kak, aku tue masih malu
e...kalo ngobrol sama kakak, ,mending lewat telepon aja...”
“
o..gitu ya? Ah tapi percuma….kakak udah lupa mau ngobrolin tentang apa. Abisnyaaa...udah
emoosii gara-gara kamu.”
“ya
maaf! “
“engga
papa..udah kakak maafin.ya udah,kamu mandi dulu sana! gih! jangan lama-lama.
Nanti kedinginan”
Kak Uni’
masih termenung dengan alasan niko.
***
“kak...!!!
engga usah bikin masalah deh...!seneng ya kalo aku dipermalukan sama
temen-temen ku?”
“eh,,,Niko..! tumben
istirahat pertama udah ke kelas kakak? Kangen ya sama kakak? Hehehe…”
“udah
lah kak…! Ga usah basa basi lagi! Aku tanya, kak uni’ kan yang taruh permen
karet di kursi guru sama kursiku?”
“ha..???
hahahahahhahaha........”
Tawa kak
uni’ meledak-ledak, sembari pergi ke kantin meninggalkan Niko yang masih
tercengang melihat reaksi kak Uni’.
***
Saat itu
Niko marah besar. Sehingga
penyakit yang dideritanya sejak kecil itu kambuh. Memang, dari dulu Niko jarang
marah. Sebab dia tau akan penyakitnya yang akan kambuh apabila dia marah-marah.
2 hari Niko tidak masuk sekolah,kak Uni’ sedikit menyesal. Maka dia hendak meminta
maaf. Kak Uni’ menelpon nomor Niko tetapi tidak aktif. Dihubunginya pula nomor
yang lain, juga tak ada jawaban. Nomor milik mama nya, tak
diangkat. Mendatangi rumahnya, tidak ada orang. Kak Uni’ semakin panik dan
merasa sangat bersalah.
Dengan
berharap-harap, dia menghubungi teman- teman Niko, dan mencari informasi. Namun
jawaban mereka semua sama mereka tidak tahu keberadaan Niko.
***
Sore
itu,kak Uni’ duduk di bangku taman sendiran. Ia hampir menitikkan air mata. Kak Uni’
merasa berdosa, sekarang ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Tiba-tiba, gerimis datang, kak uni’ segera berlari hendak menyebrang jalan
untuk mencari angkutan. Namun naas didapat. Sebuah motor dengan cat biru metalic
kecepatan tnggi yang tengah beradu balap dengan hujan yang semakin deras itu
menyerempet kak Uni’. Tapi motor itu langsung melaju.
Tiba2,
sebuah sedan merah hati berhenti di depan Uni’ yang hendak meneruskan
menyeberangnya, dengan langkah sempoyongan.kak Uni’ tau benar mobil itu. Tampak
seorang tante-tante yang wajahnya tak asing lagi bagi Uni’ membukakan pintu
belakang dan mempersilahkannya masuk.
“eh,
tante?”
“ada yang
parah uni’?”
“ tidak tante, terima
kasih sudah menolong. Ngomong- ngomong Niko kenapa tante? Kok engga masuk
sekolah?” Tanya kak Uni’ memburu, melupakan sakitnya.
“ oh…ikut tante aja ke rumah sakit.”
“OMG! (oh my god)”
***
“ Niko? Bagaiman keadaan kamu?”
“kak Uni’? Udah baikan kok”
“ka…ka…kakak min…minta ma…af
ya…gara- ga..ra kakak kamu ja..di sepe..rti ini.kakak janji bakal lakuin apa
aja biar kamu maafin kakak. Kakak juga akan jelasin ke kamu juga kok, masalah 2
hari kemarin.”
“udah deh kak,aku tau maksud
kakak.aku udah tau semuanya.!kakak pengen bikin aku malu di depan temen-temen
semua kan?di depan guruku juga. Emang sih…aku
bener- bener malu saat itu,rasanya seperti orang dungu kak! Mungkin kakak belum
pernah rasain seperti itu.,”
“tapi ko,kakak juga ngrasa bersalah.
Kakak minta maaf.” Kata kak uni’ mengelap air matanya.
“…”
“Niko,apa kamu tega melihat kakak
menyesal seumur hidup?”
Tiba-
tiba senyum niko mengembang…
“ selamat ya kak,”
“ apa?”
“ kakak berhasil ! nyatanya,aku ga
malu waktu marah- marah ma kakak di depan kelas kakak. Walaupun di tonton temen
temen kakak.”
Sejenak mereka berdua bertatapan.
Dan akhirnya,,,,,,,,mereka berdua tak dapat menahan tawa . mereka berdua
tertawa terbahak-bahak. Ternyata,,,,tidak selamanya jelek berujung jelek. Niko sadar arti persahabatan yang dapat dipetik dari persahabatannya dengan
Tyo ataupun kak Uni’. Semoga kalian pembaca juga dapat mengambil amanatnya.

_etty trench_
No comments:
Post a Comment